Rangkaian Alarm Anti Maling dgn LDR

Skema Rangkaian Alarm dengan LDR
Pengertian rangkaian dan sistem digital erat kaitannya dengan pengertian rangkaian dan sistem pada bidang elektronika. Rangkaian elektronika didefinisikan sebagai kesatuan dari komponen-komponen elektronika baik pasif maupun aktif yang membentuk suatu fungsi pengolahan sinyal (signal processing). Dalam hal ini komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam operasinya tidak memerlukan catu daya dan sifatnya tidak dapat melakukan penguatan terhadap arus atau tegangan listrik, sedangkan
komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam operasinya memerlukan catu daya dan memiliki sifat dapat menguatkan sinyal atau tegangan listrik. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, dan induktor, sedangkan contoh komponen aktif adalah transistor. Jenis pengolahan sinyal antara lain adalah penguatan sinyal (amplification), pembangkitan sinyal (oscillation), dan pemodulasian (modulation).

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

  • Daftar komponen yang digunakan
  • Resistor : R1 = 2 K 2 R4 = 2 K 2
  • R2 = 4 K 7 R5 = 1 K
  • R3 = 1 K
  • Kapasitor : C = 150µF / 12 VDC
  • Transistor : TR = BC178
  • SCR : Type SS 3328 atau FIR 3D
  • LDR : Type ORP 12
  • BUZZER : 6VDC
  • SAKLAR : S = Saklar SPDT
  • BATERAI : 6VDC

CARA KERJA RANGKAIAN
Rangkaian alarm ini sangat cocok dipakai untuk mengusir tamu tak diundang atau pencuri. Sebagai komponen utama adalah sebuah sensor yaitu berupa komponen LDR (Light Different Resistance) yang dipasang pada tempat tersembunyi namun mendapat cahaya lampu penerangan yang ada.

Rangkaian alarm ini akan berbunyi apabila ada cahaya yang menyinari LDR terpotong/terhalang oleh orang atau sebuah gerakan yang lewat sensor tersebut.
Telah kita ketahui bahwa komponen-komponen elektronika yang dibutuhkan untuk merangkai alarm diatas mempunyai cara kerja sendiri-sendiri yaitu:
  1. Resistor berfungsi sebagai tahanan listrik yang mempunyai besar tahanan sesuai dengan warna-warna yang ditunjukkan pada transistor.
  2. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor yang digunakan dalam rangkaian alarm ini adalah kapasitor elektrolisis jenis elektrolisis aluminium. Kapasitor jenis ini memiliki terminal positif dan terminal negatif. Kedua terminal ini harus disambungkan dengan polaritas yang benar.
  3. Transistor berfungsi untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya.
  4. SCR fungsinya hampir sama dengan Transistor yaitu untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya.
  5. LDR (Light Dependent Resistor) yang terdiri dari sebuah piringan bahan semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Di bawah cahaya yang cukup terang, banyak elektron yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor sehingga nilai tahanan listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai tahanan bahan sangat tinggi sehingga alarm dapat bekerja.
  6. Buzzer (speaker) berfungsi sebagai penghasil suara alarm.
  7. saklar SPDT (Single-Pole, Double-Throw) berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik yang mengalir pada alarm.
  8. Baterai berfungsi sebagai sumber daya pada alarm.

Apabila saklar pertama dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang pertama yaitu yang diletakkan pada pintu rumah. Sehingga apabila ada seorang maling yang masuk kedalam rumah melalui pintu, maka cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terpotong dan alarm akan berbunyi.

Jika saklar kedua dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang kedua yang diletakkan pada ruangan atau bagian dalam rumah. Dimana cara kerja rangakaian alarm yang kedua, apabila ada orang yang bergerak didalam ruangan tersebut, maka akan mengakibatkan cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terhalang dan alarm akan berbunyi.

Sedangkan apabila kedua saklar dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah kedua-duanya, sehingga apabila ada seorang pencuri yang masuk melalui pintu maupun terdapat gerakan didalam ruangan rumah maka alarm akan berbunyi, dan sebaliknya apabila kedua saklar alarm dimatikan maka tidak ada alarm yang bekerja.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian alarm anti maling tersebut dapat berbunyi ketika sensor (LDR) dalam keadaan gelap atau tidak mendapat cahaya lampu, karena jika sensor (LDR) dalam keadaan gelap mempunyai tahanan yang lebih tinggi daripada sensor (LDR) dalam keadaan yang tersinari cahaya, sehingga alarm dapat bekerja atau berbunyi.

Bookmark and Share