Rangkaian Alarm Sepeda Motor | Pengaman Sepeda Motor ini sangat bermanfaat sekali untuk mengamankan sepeda motor kesayangan anda, orang lain tidak akan bisa mengoperasikannya meskipun kita berikan kunci motornya yang ada hanya alarm yang berbunyi namun motornya tidak bisa dioperasikan baik dengan starter maupun dengan kick starter, sehingga pencuri pun akan kaget dan segera meninggalkan motor anda. Hanya anda sendiri yang bisa mengoperasikannya karena sensor penggeraknya ada pada anda.
|
Penyambungan Kabel |
A : Ke Accu
B : Ke kontak setelah dipotong
C : Ke Pulser
D : Ke sistem pengapian CDI, elektrik starter, lampu rem, lampu sign dsb.
E : Ke massa
CARA KERJA RANGKAIAN :
Rangkaian dibuat sedemikian rupa sehingga saat standby maupun saat dioperasikan betul-betul tidak berpengaruh terhadap kinerja sepeda motor tersebut. Rangkaian akan bekerja saat kontak di ON kan.
Saat kunci kontak di ON kan arus dari accu melalui kunci kontak dan S2 akan langsung ke alarm (AL) yang dikendalikan oleh SCR 2P4M.
Sementara itu secara bersamaan arus juga akan ke titik B dan ke gate SCR melalui resistor 47 K ohm yang akan memicu SCR dan langsung akan menyebabkan SCR tersebut bekerja. Dengan demikian SCR akan ON dan alarm (AL) akan mendapat tenaga dan berbunyi.
Meskipun kontak di OFF kan sirine akan tetap dioperasikan karena SCR mengunci (laching). Bersamaan dengan itu rangkaian relay yang dikendalikan oleh transistor 1 dan 2 belum bekerja, sehingga titik C yang dihubungkan ke pulser sepeda motor tetap akan di hubung singkatkan ke ground melalui S2. (untuk sepeda motor dengan pengapian DC, titik C boleh ditiadakan).
Hal ini memungkinkan sepeda motor tidak akan dapat di start baik dengan elektrik maupun kick starter.
Uraian di atas sangat jelas merupakan langkah pengamanan sepeda motor, alarm (AL) berbunyi sementara motor tidak dapat dioperasikan.
Untuk mengoperasikannya kontak harus di ON kan lagi bersamaan dengan mendekatkan magnet pada reed switch.
Reed switch akan dihubungkan dan melalui resistor 47 K ohm, reed switch dan resistor 1 K ohm akan ke basis transistor 1 dan sekaligus meng ON kan transistor 1, demikian juga transistor 2.
Dengan ON nya transistor 1 dan 2 menyebabkan relay mendapat tenaga, dan kontak-kontak pada relay akan berpindah posisi.
Tegangan yang pada mulanya ke alarm (AL) akan diputuskan sehingga alarm berhenti, bersamaan dengan itu pulser juga diputuskan dari ground.
Hal lain yang terjadi titik D akan dihubungkan dengan tegangan dari accu yang berfungsi mengunci kerja transistor 1 dan 2 dan sekaligus memberikan tegangan pada sistem kelistrikan pada sepeda motor tersebut, misalnya elektrik stater, pengapian CDI dll.
CARA PENGOPERASIAN
Untuk menyalakan sepeda motor tempatkan magnet kecil pada tempat sensor (reed switch) bersamaan dengan meng ON kan kunci kontak.
Sesaat setelah di ON kan akan terdengar alarm berbunyi tetapi hanya sesaat saja, dan sepeda motorpun siap untuk dioperasikan.
PERAKITAN DAN PENEMPATAN RANGKAIAN
Rangkaian harus dirangkai dan dikemas sedemikian rupa sehingga tahan terhadap guyuran air terutama pada saat sepeda motor tersebut dicuci.
Untuk menempatkan rangkaian harus ditempatkan pada tempat yang tidak mudah untuk dibongkar dan sifatnya rahasia terutama tempat sesor (reed switch) sehingga hanya kita yang dapat mengetahui dan mengoperasikan sepeda motor tersebut.
Untuk sepeda motor jenis Mio pengalaman saya Sensor Reed Switch disimpan dibawah injakan kaki. Penutup bawah injakan bisa anda buka untuk menanam sensor didalamnya, sehingga aman dari guyuran air saat motor dicuci. Untuk magnet sebagai penggerak Relay Reed Switch simpan dibawah sendal atau sepatu, sehingga orang lain tdk tahu penggeraknya ada dimana.
Pengalaman saya lucu juga ketika orang lain saya suruh starter namun gak bisa bisa padahal ya itu tadi orang lain tidak punya magnet dibawah sendalnya..haha..Selamat Mencoba, Semoga berhasil!!